Analisis Semiotika Rolland Bards Pada Lagu "One More Light" Linkin Park


ABSTRAK

Lirik lagu merupakan sebuah karya sastra yang digunakan oleh musisi untuk mengekspresikan

ide, pikiran, perasaan, dan emosi ke dalam kata-kata yang indah. Dalam penelitian ini, peneliti

memilih lirik berbahasa Inggris yang berjudul One More Light karya Linkin Park. Untuk

memahami penandaan dalam lirik lagu maka diperlukan pendekatan studi analisis semiotika.

Hasil penelitian ini menunjukkan makna denotasi konotasi pada lirik lagu One More Light

adalah gagasan utama penulisan lirik lagu ini untuk mengirimkan cinta kepada orang-orang

yang sedang berduka. Dalam lirik lagu One More Light terdapat simbol yang digunakan seperti

kata Tanda bermakna isyarat, Kecemerlangan bermakna jalan keluar, Cahaya bermakna

harapan, Bintang bermakna kepercayaan, dan Kursi bermakna dukungan. Lagu ini memiliki

pesan positif dan motivasi untuk dapat membantu proses pemulihan dari rasa berduka.

 

PENDAHULUAN

Musik adalah suatu bentuk karya seni yang melibatkan penggunaan bunyi yang secara terorganisir melalui kontinum waktu. Hal ini sejalan dengan definisi yang disampaikan oleh Harold D. Laswell, komunikasi merupakan “who says what in which chanel to whom with what effect”, pesan disampaikan dari pembawa pesan kepada penerima pesan dengan media tertentu sehingga menghasilkan efek.

Lirik lagu merupakan salah satu bagian dari karya sastra. definisi lirik lagu adalah sebagai karya sastra berisikan 1. curahan hati, 2. susunan sebuah nyanyian. Dari penjelasan, dapat dipahami bahwa lirik lagu dan puisi sama-sama diciptakan untuk mengekspresikan sebuah gagasan dan perasaan pengarang melalui bahasa yang indah dan memiliki nilai estetika, serta memiliki makna yang mendalam sehingga dapat membangkitkan emosi, perasaan dan keharuan. Dalam menuangkan gagasannya, seorang penulis biasanya mengemukakan sebuah tema, baik itu secara tidak langsung (tersirat) maupun secara langsung.

Tema adalah pokok persoalan yang digagas penulis melalui karyanya. Ada banyak tema yang biasa digunakan penulis dalam membuat suatu karya sastra seperti puisi, misalnya tema kemanusiaan, kehidupan, cinta, bahkan keadilan sosial, dan lain sebagainya. Salah satu musisi atau grup musik yang kerap menggagas tema keadilan sosial adalah band asal Amerika Serikat yaitu Linkin Park. Sebagai salah satu band dengan penjualan album tertinggi dengan total penjualan lebih dari 70 juta keping album diseluruh dunia, Linkin Park banyak digemari mulai dari remaja muda, dewasa muda, bahkan orang tua dan membuat jaringan yang semakin lebar dan menguntungkan baik secara komersil maupun kritis. Musik berperan penting sebagai suatu kebutuhan dimana kompleksitas hidup rentan menimbulkan konflik dalam diri seperti luka batin dan kekecewaan. Penerimaan bahwa ada perselisihan dari dalam batin tetapi bisa 3 diucapkan dengan keras melalui lirik lagu yang disuguhkan. Pada tahun 2017 Linkin Park merilis album bertajuk One More Light yang ditandai dengan pergeseran musiknya menjadi pop. Dalam album tersebut terdapat salah satu lagu yang memiliki judul One More Light sesuai dengan nama dari judul albumnya. Lagu ini ditulis oleh Mike Shinoda bersama seorang penulis lagu asal Inggris bernama EG “White”. Irama lagunya sangat lembut dan sedih, untuk jalur komersil sendiri lagu ini sukses di 15 negara dengan disertifikasi emas di Amerika Serikat dan Italia.

"One More Light" merupakan lagu emosional dari album terakhir Linkin Park dengan vokalis Chester Bennington sebelum kematiannya pada tahun 2017. Lagu ini sarat dengan makna tentang depresi, kehilangan, dan pencarian harapan di tengah kegelapan.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan  kualitatif. kualitatif lebih memfokuskan pada upaya mengungkapkan makna yang terkandung dalam suatu karya kondisi dan peristiwa. Menurut Moleong metode penelitian kualitatif tidak akan bisa lepas dari subjektivitas, hal ini terjadi karena penelitian ini murni berdasarkan interpretasi peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan makna denotasi konotasi pada lirik lagu One More Light karya Linkin Park. Peniliti menggunakan metode penelitian semiotika dengan model semiotika Roland Barthes. Dalam teorinya, Barthes memasukan konsep signifikasi dua tahap (two order of signification). Tahap pertama yaitu denotatif yang lebih menekankan 6 kepada penglihatan fisik, apa yang nampak oleh panca indera, bagaimana bentuk serta aromanya. Sedangkan tahap kedua yaitu konotatif, pada tahap ini tidak hanya melihat perwujudan semata namun lebih jauh daripada itu sudah mengarah kepada maksud dari tanda itu sendiri.

 

Analisis Semiotika Makna dari Lirik Lagu One more Light Linkin park

Analisis semiotika dengan menggunakan metode Roland Barthes dapat membantu kita memahami pesan yang ingin disampaikan Linkin Park melalui lirik lagu ini. Dalam penelitian ini untuk dapat memahami maksud dari penulis lagu, peneliti menterjemahkan lirik lagu menggunakan KBBI untuk mendapatkan arti yang valid untuk dapat menyimpulkan makna denotasi konotasi pada lirik lagu One more light karya Linkin Park, yang peneliti sajikan sebagai berikut :

Bait 1

Should’ve stayed, were there signs, I ignored ? “Seharusnya sudah ada, apakah ada tanda – tanda yang aku abaikan?” Penggalan baris di atas secara denotasi, masih merujuk kepada pengertian yang sama seperti di dalam kamus. Seperti kata “tanda-tanda” menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI Online) adalah yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu. Tanda (simbol) memiliki makna yang digunakan dalam suatu kelompok masyarakat untuk berkomunikasi. Secara konotasi dapat dimaknai bahwa penulis lagu menyadari isyarat dari seseorang (sahabat) akan melakukan sesuatu yang akan merugikan dirinya sendiri.

Bait 2

Can I help you, not to hurt, anymore ? “Bisakah aku membantumu untuk tidak tersakiti lagi ?” Penggalan lirik diatas secara denotasi masih merujuk pada pengertian seperti yang ada di dalam kamus. Seperti kata “membantu” menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Kbbi Online) merujuk pada kata bantu; memberikan sokongan (dukungan dan sebagainya). Sedangkan kata tersakiti bermakna tersinggung. Maka kalimat “Bisakah aku membantu tidak tersakiti lagi“ dapat dimaknai kepedulian penulis lagu kepada seseorang (sahabat). Ada keinginan untuk membantu namun ia kebingungan cara untuk menyampaikannya karena khawatir seseorang tersinggung atau teringat kembali pada pemicu yang sempat membuatnya hendak melakukan sesuatu hal yang akan merugikan dirinya sendiri.

Bait 3

We saw brilliance, when the world, was asleep “Kita melihat kecemerlangan saat dunia sedang tertidur” Secara literal kalimat diatas masih merujuk pada pengertian yang ada di kamus. Kata kecemerlangan dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Kbbi Online) merujuk pada cemerlang; bercahaya atau bersinar sangat terang; berkilauan. Kata cemerlang adalah tanda (simbol) ide pemikiran yang bagus (baik) sekali untuk mencapai hasil (tentang suatu pekerjaan dan sebagainya). Kalimat “dunia sedang tertidur” menandakan keadaan yang diibaratkan sedang lumpuh atau suram. Secara konotasi, kalimat “Kita melihat kecemerlangan saat dunia sedang tertidur” dapat dimaknai penulis lagu menjelaskan bahwa kehidupan ini memiliki dua sisi yang berbeda dan mengajak seseorang (sahabat) untuk melihat sisi terang dari keduanya.

Bait 4

There are thing that we can have, but can’t keep. “Ada hal yang bisa kita miliki tetapi tidak dapat dipertahankan”. Penggalan lirik diatas secara denotasi masih merujuk pada pengertian seperti yang ada di dalam kamus. Seperti kata miliki menurut KBBI hak; kepunyaan. Sedangkan kata dipertahankan adalah mempertahankan; menyimpan, menjaga supaya tidak rusak atau hilang. Maka kalimat “Ada hal yang bisa kita miliki tetapi tidak dapat dipertahankan” dapat dimaknai nasehat atau wejangan untuk memberikan semangat kepada orang yang sedang berduka/kehilangan.

Bait 5

If they say. Who cares if one more light goes out. “Jika mereka berkata. Siapa peduli jika satu cahaya lagi redup?”. Pada kalimat “Jika mereka berkata, siapa peduli” menandakan ada pendapat orang ketiga atau jamak (dia dengan yang lain) untuk terlibat langsung dengan liriknya. Kata cahaya menurut KBBI adalah sinar; terang yang berasal dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan dan bintang. Dengan sinar ini memungkinkan mata kita untuk menangkap bayangan benda – benda yang ada disekitarnya. Maka kalimat ini dapat dimaknai penulis lagu menjelaskan banyak orang menderita, hilang harapan dan bersedih meski itu karena satu kematian, kesedihan yang dirasakan akan membuat seseorang sulit menyadari kepedulian orang disekitarnya.

Bait 6

 In the sky of a million stars. It flickers, flickers. “Dilangit penuh sejuta bintang. Itu kerlap – kerlip”. Secara literalnya kalimat diatas memiliki arti bintang-bintang dilangit itu megah  menjadi pemandangan yang dapat menginspirasi manusia untuk mengalami kedamaian dalam batin serta menyadari ketidakberdayaan yang ada didalam diri, seperti ketika menatap langit dan membuat permintaan untuk orang yang dicintai. Pada kata Bintang menurut kamus besar bahasa Indonesia (Kbbi Online) benda langit terdiri atas gas menyala seperti matahari, terutama tampak pada malam hari. Secara konotasi di malam yang gelap itu bertaburan bintang dilangit. Maka kalimat “dilangit penuh sejuta bintang” dapat dimaknai penulis lagu mengajak seseorang (sahabat) untuk melihat bahwa ketika kehilangan seseorang yang kita cintai masih banyak orang–orang di sekitar yang peduli.

Bait 7

Who cares when someone’s time runs out? “Siapa peduli kapan waktu seseorang telah usai?. Penggalan lirik diatas secara denotasi masih merujuk pada pengertian yang ada di kamus. Pada kata waktu menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI Online) bilangan satu-kesatuan; detik; menit; jam; hari; minggu; bulan; tahun; abad. Waktu merupakan konsep (ruang dimensi) tempat terjadinya peristiwa. Kalimat “waktu telah usai” menandakan pada hari itu datangnya hari kematian orang yang dicintai. Kalimat “Siapa peduli kapan waktu seseorang telah usai?” dapat dimaknai penulis lagu menggunakan kalimat pengandaian untuk menjelaskan tidak satupun manusia yang tahu datangnya hari kematian.

Bait 8

If a moment is all we are. We’re quicker, quicker. “Jika hanya sesaat yang kita miliki. Kita lebih cepat, lebih cepat”. Penggalan lirik diatas secara denotasi masih merujuk pada pengertian seperti yang ada di dalam kamus. Pada kalimat “Jika hanya sesaat yang kita miliki” penulis lagu menjelaskan bahwa tidak ada yang abadi, manusia hidup di dunia hanya sementara. Sedangkan kalimat “kita lebih cepat” bermakna bahwa setiap orang memiliki kesempatannya berbeda-beda. Maka kalimat “Jika hanya sesaat yang kita miliki. Kita lebih cepat” dapat dimaknai hidup ini singkat tetapi terikat secara emosional dengan orang lain. Kehilangan orang yang kita cintai tidak mudah untuk melupakannya begitu saja, seperti baru mengenalnya hanya beberapa saat.

Bait 9

Who cares if one more light goes out? Well I do. “Siapa peduli satu lagi cahaya redup? Ya aku peduli”. One more light jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah satu lagi cahaya. Pada kalimat “Siapa peduli” bermakna sebuah sikap keberpihakan dari penulis lagu untuk terlibat dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang sedang terjadi. Pada kalimat “Satu lagi cahaya redup” menandakan seseorang (sahabat) sedang (dalam keadaan) hilang harapan. Secara konotasi seseorang (sahabat) tidak ada lagi harapan. Maka kalimat “Siapa peduli satu lagi cahaya redup? aku peduli” dapat dimaknai penulis lagu hadir menjadi harapan bagi seseorang (sahabat). Alasan pemaknaaan ini dikatakan konotasi karena sebelumnya dikatakan bahwa ada banyak orang tahu bagaimana rasanya menderita meski hanya karena satu kematian. Oleh karenanya penulis lagu tidak ingin kehilangan seseorang (sahabat)-nya juga.

Bait 10

The reminders pull the floor from your feet “Peringatan menarik lantai dari kakimu“. Penggalan lirik diatas secara denotasi masih merujuk pada pengertian seperti yang ada di dalam kamus. Seperti kata peringatan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI online) adalah nasehat (teguran dan sebagainya) untuk memperingatkan. Kalimat “menarik lantai dari kakimu” menandakan respon dari seseorang (sahabat) yang meluapkan emosinya dengan cara berbeda. Secara konotasi kalimat “Peringatan menarik lantai dari kakimu” dapat dimaknai seseorang (sahabat) syok (denial) atas kesedihan yang dirasakan sehingga hal ini sering kali menyebabkan seseorang menarik diri dari orang lain.

Bait 11

In the kichen, one more chair than you need oh “Di dapur lebih dari satu kursi yang kamu butuhkan”. Penggalan lirik diatas secara denotasi masih merujuk pada pengertian seperti yang ada di dalam kamus. Seperti pada kata “Dapur” menurut kamus besar bahasa Indonesia (Kbbi Online) ruang tempat memasak. Sedangkan kata kursi artinya adalah tempat duduk yang berkaki dan bersandaran, kedudukan, jabatan (dalam parlemen, kabinet, pengurus dan sebagainya). Secara konotasi di dapur adalah tempat aktivitas seperti kegiatan menyediakan masakan untuk orang yang dicintai. Ketika kebiasaan itu tidak bisa dilakukan lagi akan menimbulkan rasa sakit. Pada kalimat “satu kursi lagi yang dibutuhkan” menandakan membutuhkan dukungan. Maka kalimat “Di dapur lebih dari satu kursi yang kamu butuhkan” dapat dimaknai penulis lagu menjelaskan orang- 10 orang disekitar berperan untuk membantu proses pemulihan berduka.

Bait 12

And you angry, and you should be, it’s not fair. “Dan kau marah, dan sudah seharusnya, itu tidak adil”. Makna denotasi bait diatas bermakna penulis lagu menggambarkan tahapan stage of grief dari duka disini adalah tahap tawar menawar dan kemarahan. Pada kalimat “kau marah” menandakan seseorang merasa tidak senang karena mendapatkan cara perpisahan yang tidak sepantasnya. Hal ini biasanya disebabkan minimnya informasi tentang kepergian orang tercintai apalagi ketika tidak menemani disaat-saat terkahir. Peristiwa sedih tersebut akan terus terbayang seakan ingin memutar waktu untuk dapat mengubah keadaan dan menentang takdir yang seolah-seolah bahwa semua yang terjadi adalah sebuah kesalahan (bargaining).

Bait 13

Just ‘cause you can’t see it, doesn’t mean it, isn’t there. “Hanya karena kamu tidak bisa melihatnya, bukan berarti itu tidak ada”. Makna denotasi pada kalimat diatas adalah penulis lagu memberikan nasehat yang biasanya digunakan untuk memberikan semangat kepada orang sedang berduka. Kalimat “hanya karena kamu tidak bisa meliatnya bukan berarti itu tidak ada” dapat dimaknai penulis lagu memberikan nasheat atau wejangan kepada seseorang (sahabat) bahwa ketika kita kehilangan orang yang kita cintai bukan berarti tidak ada lagi orang yang akan memperhatikan kita tetapi cobalah untuk melihat ke sekitarmu.

 

KESIMPULAN

Menurut Roland Barthes, bahasa merupakan sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi – asumsi dari masyarakat dalam waktu tertentu. Lirik lagu sebagai karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai medianya sudah barang barang tentu memiliki tanda atau simbol di dalamnya. Lagu ini berisi pesan positif yang dapat menggugah semangat. Makna denotasi dan konotasi pada lirik lagu One more light karya Linkin Park dimulai dengan gagasan utama penulisan lagu ini adalah untuk mengirimkan cinta kepada orang – orang yang sedang merasa kehilangan. Ditengah situasi tersebut, Linkin Park menegaskan bahwa kehilangan seseorang yang kita cintai memang sepatutnya untuk disesalkan. Namun apa yang diungkapkan pada lagu ini bukanlah berduka atas orang yang sudah meninggal. Karena, kita tidak bisa memberitahu orang yang sudah meninggal tentang perasaan kita, melainkan dalam kata – kata Mike Shinoda “salah satu yang bisa kita lakukan melalui hal-hal yang traumatis adalah membuat orang tahu bahwa anda peduli”. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa lirik lagu One More Light mengandung beberapa simbol seperti pada kata tanda[1]tanda bermakna isyarat, kecemerlangan bermakna suatu ide untuk bangkit dari masalah, bintang bermakna harapan yang dapat menerangi kehidupan manusia. Satu kursi lagi yang dibutuhkan bermakna membutuhkan dukungan orang disekitar untuk bangkit dari proses berduka. Sedangkan “satu lagi cahaya” bermakna sebuah harapan bagi orang-orang yang sedang berduka.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Semiotika Roland Barthes pada Cover Album Led Zeppelin – "Led Zeppelin IV"

LITERATURE REVIEW 20 JURNAL